Selasa, 25 September 2012

Tari Nusantara Daerah Setempat


A.     Sejarah Tari di Indonesia

Di Indonesia dikenal beraneka ragam seni tari , antara lain seni tari tradisional , tari nusantara , tari kreasi , dan tari kotemporer . Tari tradisional merupakan bentuk tarian yang sudah lama ada , diwariskan secara turun – temurun , serta biasanya mengandung nilai filosofis , simbolis dan religius . Berikut ini   sejarah tari di Indonesia :

1.    Masa Pra Kerajaan

Pada masa ini kehidupan masih dipengaruhi oleh  kehidupan masa sebelum masuknya Hindu-Budha . Jenis tarian yang berkembang adalah tarian daerah pedalaman dan dipengaruhi oleh kepercayaan animisme . Contoh yang dapat dilihat adalah tarian kuda kepang atau di Jawa Tengah disebut jathilan .

2.    Masa Kerajaan

Pada masa ini kehidupan masyarakat sangat dipengaruhi oleh pengaruh asing berupa masuknya agama Hindu-Budha . Kehidupan diwarnai oleh system social berupa kelas-kelas social yang merupakan pengaruh kasta dalam agama Hindu . Akibatnya muncullah golongan istana dan keluarga raja sebagai kelas social tertinggi . Pada masa ini jenis tarian yang muncul  dan berkembang adalah tarian istana ( tari klasik )misalnya tarian Bedhaya Ketawang .

3.    Masa Pasca Kerajaan

Kehidupanmasyarakat dalam pasca kerajaan mulai bergeser dari feudal dan agraris menjadi modern dan global . Jenis tari yang muncul dan berkembang pun lebih global ,bebas , dan melepaskan pakem-pakem tari dari masa sebelumnya .  

B.     Jenis dan Peran Tari Nusantara

Tari Nusantara lahir karena adanya perpaduan kreativitas antara para kreator tari dari tiap wilayah etnik , sehingga muncullah jenis tari yang bergaya baru . Peranannya hampir sama dengan tari tradisional sebagai tari asalnya .

Ø Tari upacara sakral dan umum

-       Sumatra                : Gending Sriwijaya , Tortor
-       Jawa                     : Bedoyo , Ngalage , Seblang , Serimpi
-       Bali                        : Gambuh , Legong , Sang Hyang
-       Kalimantan            : Gantan , Huda
-       Sulawesi                : Ma Geliu , Pajoge , Patudu
-       Irian                       : Mon , Tewadan

Ø  Tari upacara adat

-       Khitanan                : Sisingaan ( Subang ) , Jaranan ( Blitar )
-       Panen                    : Pakarena ( Sulawesi tenggara ) , Manimbo ( Toraja )
-       Perkawinan           : Beksan , Lawung ( Yogyakarta )

Ø  Tari Pergaulan

-       Rantak Kudo ( Sumatra ) , Gandrung , Jaipongan , Lengger ( Jawa )

Ø  Tari Pertunjukkan

-       Tayuban , Ngremo ( Jawa ) , Pendet ( Bali )
-        
C.     Ciri dan Bentuk Tari Nusantara

Ciri            :

a.    Gerakannya berkembang dengan ciri gerak tari tradisional
b.    Karakternya lebih bebas tapi tetap mempertimbangkan nilai etika dan estetika
c.    Properti tari lebih bebas dan bervariasi
d.    Bentuk tari sama dengan tari tradisional , yaitu tunggal , berpasangan , dan massal

Bentuk      :
a.    Tari Tunggal

Tari ini merupakan bentuk tari yang komposisi gerakannya sudah diarahkan untuk ditampilkan oleh hanya  satu orang penari . Contoh : tari Anjasmara , Gatotkaca dan lainnya

b.    Tari Berpasangan

Merupakan bentuk tari yang dikomposisikan untuk diperankan oleh dua penari yang melengkapi . Contoh tari : darmarwulan , Roro Mendut , dan lainnya

c.    Tari Kelompok atau Massal

Dapat dibawakan oleh lebih dari satu orang tanpa saling melengkapi , tapi tetap harmonis dan memiliki kemungkinan keindahan koreografi .  Contoh tari : Saman ( Aceh ) , Tanjung Katung ( Subar ) , Ngremo ( Jatim ), dan lainnya.

d.    Drama Tari atau Sendratari

Merupakan drama yang dibawakan dengan gerak hati . Contohnya : Wayang Topeng ( Jawa Barat ) , Wayang orang ( Jawa dan bali ) . Jika menggunakan bahasa gerak atau isyarat , jenis pertunjukkan ini disebut sendratari . Contohnya :  Tari kecak ( Bali ) .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar